Hai teman-teman semua saya mau cerita nih tentang pengalaman saya dalam mengikuti PPAN, mungkin ini berguna bagi teman-teman suatu saat ya...nah begini ceritanya sebelumnya kita tag gambar dulu yaa wkwkwkwkw
Seleksi PPAN memberikan
pengalaman yang berharga bagiku, mengajarkanku untukbisa lolos tahap
selanjutnya aku harus belajar dan mempersiapkan diri dengan baik. Untuk
persiapan ujian tulis saat itu, aku mencoba mempersiapkan diri dengan membaca
seputar kebudayaan Minangkabaru, isu terkini di Sumatra Barat, dan mengikuti
program berita di TV. Saat ujian tulis kami diberikan 4 topik essay, dan aku
memilih topik terakhir, yang lebih
kurang terjemahannya adalah Apa yang dilakukan pemuda agar nama Orang
Minangkabau kembali terkenal seperti Buya Hamka, dan Moh. Hatta dan dapat
memberikan kontribusi pada negara ? Aku memilih topik ini karena sebelumnya aku
pernah membaca biografi kedua tokoh minangkabau tersebut. Sebelum menulisnya
dalam paragraf 500 kata, aku berfikir, aku mencoba untuk tenang, dan membuat
coretan terlebih dahulu, menggabungkan ide-ide yang masih bertebaran di
kepalaku, dan akhirnya aku menuangkan ide yang ada di kepalaku.
Berdasarkan pengalaman
tahun lalu, setelah ujian akan ada interview tahap awal, aku segera bersiap di
depan pintu, besar harapan ku agar bisa dapat giliran di awal, karena aku ada
keperluan lain hari itu. Kembali syukur ku kepada Allah SWT, aku diberikan
kesempatan untuk mengikuti karantina melalui kabar yang disampaikan lewat
telfon dari Dispora Sumatra Barat. Mulailah
aku “hunting” barang-barang untuk perlengkapan karantina, terimakasih ku
ucapkan pada teman –teman, senior di kampus maupun di kosan yang sudah
mendoakan dan “endorse” barang-barang
untuk ku. Oh ya, karena kita harus mempersiapkan penampilan bakat, aku mulai
mencari teman-teman di kampus yang bisa menari, gag Cuma teman se angkatan aku
juga bertanya sama junior yang udah pengalaman dalam menari sebelumnya. Aku
tidak punya bakat dalam menari, but i love to dance, dan aku mau belajar. Untuk
penampilan bakat awalnya aku ingin menampilkan tari pasambahan, aku diajari
oleh teman dan adikku di kampus, namun sayang sekali karena jadwal mereka yang
cukup padat, aku harus belajar sendiri. Waktu yang tersisa dua hari lagi,
akhirnya aku browsing dan mencari tari tradisional yang pas untukku sebagai pemula,
sebelumnya aku juga minta masukan pada teman lainnya, dan aku disarankan untuk
menampilkan tari indang, akhirnya aku memutuskan untuk menampilkan tari indang
dengan lagu latar “ din din ba din din “. Aku belajar tari dari you tube,
selama lebih kurang 2 hari dan berusaha untuk menguasai gerakannya.
Hari karantina pun
datang, dengan bismillah pagi pukul 06.00 aku diantar oleh temanku menuju
gedung pramuka dengan duduk disamping koper di atas motor. Akhirnya aku sampai,
aku bersyukur datang tepat waktu. Pagi itu segala perlengkapan kami di periksa
satu persatu sesuai dengan list yang telah diberikan.Ketika diperiksa , aku
dapat wejengan, karena tidak membawa
obat-obatan. Aku tidak membawa obat-obatan karena merasa cukup yakin dengan
kesehatanku, dan aku rasa aku tidak butuh obat, untung saja, aku masih
dipersilakan duduk. Kami duduk , tak
lama kemudian kami diberi pengarahan dan mendapatkan number tag, sebagai ganti
dari identitas kami. Kemudian ada, sedikit keributan di luar, teman-teman
karantina yang terlambat diminta mempersiapkan yel-yel, akhirnya mereka masuk,
dan menampilkan cheers mereka di hadapan kami semua, jujur saat itu, aku
menahan tawa, melihat teman – teman kita dengan setelan suit mereka yang rapi
memberikan cheers. Jangan marah ya,*peace^^.
Interview hari pertama,
termasuk perjuangan indivual bagaimana kemampuan kita untuk menjawab peranyaan
dari interviewer. Sesi wawancara beragam sensasi, ada yang santai dan juga ada
penuh tekanan, dan menguras otak, karena mental dan hati kita dipertanyakan dan
dibolak-balikkan, akhirnya bisa melewati interview yang panjang ini. interview
kepribadian membuat hatiku ku menangis, tanpa air mata. Seakan siapa aku
sebenarnya dikupas perlahan, aku diberi nasehat arti bakti pada orang tua,
khususnya pada ayah. Saat interview kemampuan bahasa Inggris dan wawasan
Indonesia-Tiongkok, disini kurasakan otakku bekerja keras, bahkan pundakku
pegal setelah interview yang satu ini. Wawasan pengetahuan kita diuji disini
khususnya tentang hubungan Indonesia-Tiongkok. Aku merasa waktu berjalan begitu
lambat saat interview di sesi ini.
Hal yang tak bisa
kulupakan saat istirahat dimalam hari di hari pertama adalah, ketika aku
tertidur di kamar sebelah, setelah interview yang melelahkan. Roomate ku
mencemaskanku, karena ku tidak ada, dia kira aku hilang. Aku telah membuat cemas banyak orang, aku pun
kena marah oleh panitia. Aku iklas dengan hati terbuka menerimanya, karena
memang aku yang salah tidur tidak pada tempat yang telah disediakan dan tidak
mematuhi aturan yang ada, di sisi lain, justru aku merasa bersyukur, karena
mereka semua mencemaskanku, tapi aku berjanji jika lulus kelak orang aku akan
tidur dikamarku, dan tidak akan mencemaskan orang lain lagi.
Paginya, kami bangun
subuh, dan olah raga bersama. Kami mendapat tugas sebagai team work untuk
membuat cheer masing-masing program. Kami dari program ICHYEP bersemangat dalam
mepersiapkan cheers kami, semuanya kaya akan ide yang kreatif, mengesankan.
Penampilan kami dengan intro khas musik wong fe hung, cukup mengesankan dan
menarik perhatian lainnya. Pada hari kedua ini kita memiliki aktivitas yang
membutuhkan kerjasama tim, kita diberitugas membuat project yang berakitan
dengan isu terkini di Sumatera Barat. Disini, aku secara pribadi belajar untuk
saling menghargai pendapat yang lain, kerjasama, mengontrol emosi saat diskusi
kelompok.
Rancangan project yang
kami buat, dipresentasikan, dan esok harinya proposal mengenai project tersebut
harus selesai. Siangnya kami melakukan debat bahasa Inggris dengan topik yang
telah ditentukan. Debat yang dilakukan diluar dugaan ku, aku mengira debat yang
dilakukan mengikuti aturan yang ada selama ini, misalnya debat ala british
parliement. Dalam kegiatan debat siang itu, kami bebas berdebat pada lawan
bicara kami,menyampaikan dan mengekspresikan apa yang kami rasakan, debat yang
panas, benar-benar meriah dan menarik untuk melihat setiap ekspresi para
debater, bahkan kami diberi garis batas untuk berdiri saat bicara saking
bersemangatnya.
Malam kedua karantina,
kami tidak bisa tidur disini lah puncak turunya stamina kami, fisik yang sudah
lelah,proposal project yang harus diselesaikan pukul 4 subuh esoknya,
Benar-benar malam yang menguji kesetiaan kami, tanggung jawab kami, kerjasama
yang sesungguhnya. Malam yang luar biasa, di malam ini hingga subuh hari, hari
kami harus melaporkan progress proyek yang kami buat, aku secara pribadi
tertidur tak mampu menahan kantuk. Alhasilproposal kami tidak selesai dengan
baik. Kami yang tertidur dipisahkan dari barisan, di malam ini kejujuran kami pun
diuji, dengan penuh sesal, lelah, hati dan fikiran kami mendapat tekanan dan
ceramah panjang yang pedas dari panitia, bahkan di malam itu, ada teman kami,
yang terancam untuk dipulangkan besok paginnya,situasi yang menegangkan dan tak
terlupakan bagiku, bagaimanapun kami bertekad menyelesaikan ini bersama, dan
disini kami menunjukkan solidaritas kami, mari kita berjuang sampai akhir, kami
shock dengan keputusan panitia, yang tetap bersikeras memulangkan salah satu
teman kami, aku sudah pasrah malam itu, siapapu yang terpilih nantinya, aku
akan mendukung dan mendoakannya , aku sadar dengan kemampuan dan banyaknya
kekuranganku.
Ketika subuh menjelang,
kami melakukan kegiatan yang sama yaitu olah raga pagi, pemanasan dan jogging
dengan sisa energi yang kami miliki. Pagi ini, kami diberi esempatn untuk
menunjukkan penampilan bakat kami dalam satu paket acara, dengan kerjsama, dan
ide yang cemerlang, menggabungkan berbagai kemampuan dan talenta dan satu
panggung dengan drama “ kawin sasuku” benar-benar sebuah kenangan yang manis
bagi kami, disini kami merasa semakin dekat satu sama lain, penampilan dari
pemain drama yang kocak benar-benar menghibur penonton, aku mengamatinya dari
kejauhan, karena aku tampil di bagian akhir sebgai tim penari indang di acara
baralek kawin sasuku, kami tim tari indang, belajar, dan menyatukan gerakan
dalam hitungan jam, terimakasih kepada tentor kami, yakni salah satu sahabat
kami sendiri.
Setelah penampilan
kami, siangnya kami diantar menuju dispora, interview terakhir dengan Bapak
Kepala Dispora. Kami disalami satu persatu, kami bertarung dengan rasa kantuk
kami semalam, dan sekrang kami harus interview dengan bapak kadis, benar benar,
situai yang tak menguntungkan, tapi aku benar-benar besyukur, tim ICHYEP,
mendapat giliran interview setelah ashar, jadi aku secara pribadi, merasa lebih
baik dari sebelumnya. Pada interview
terakhir ini, aku Kata-kata dari panitia menguatkanku “ masih ada kesempatan,
kalian semua berpotensi, lakukan yang terbaik pada interview ini, kalian semua
mempunyai peluang yang sama”. Kata-kata itu membuatku berani mengumpulkan
kembali percaya diriku, yang sudah berserakan awalnya.
Trimakasih atas waktu
singkat ini, karantina yang banyak mengajarkan pengalaman untukku, untuk jadi
pribadi yang lebih bik lagi, i really have great time with you all “ keluarga
30 besar PPAN 2016 PROV. SUMBAR “.
Best
Regard
Post a Comment